Melania Octavianti Asmono

Marketing Communications Manager

Melihat sesuatu dari jauh, memang bisa terlihat berbeda. Ketimbang mendekat, atau bahkan masuk di dalamnya. Itu juga yang dialami Melania Octavianti Asmono atau Lennie pada The Taman Dayu Club.

"Sebelum di sini, saya melihat The Taman Dayu Club sebagai tempat yang menantang, The Challenging place, begitu masuk, lebih dari itu!" kata Lennie mengawali pembicaraannya.

"The Challenging place" yang dimaksud perempuan single kelahiran 12 Oktober 1976 di Surabaya ini, adalah berbagai kondisi karena dampak semburan lumpur Lapindo. Namun, dera itu yang justru memunculkan semangat Lennie untuk mendorong The Taman Dayu Club tetap eksis.

Sebagai institusi yang terletak di Pasuruan, mau tidak mau selama tiga tahun belakangan, The Taman Dayu Club berhadapan dengan persoalan kemacetan Jalan Raya Porong, Sidoarjo. Bukan sekali dua kali, muncul keluhan menyangkut hal itu.

"Di satu sisi ingin bermain golf, tapi di sisi lain ingin meeting setelah itu, dan semuanya jadi terkendala karena macet," kata Lennie. Menyerah? Tentu tidak. Keunikan lapangan golf The Taman Dayu Club meruntuhkan kelamnya efek lumpur Lapindo.

Performa lapangan golf di The Taman Dayu Club ini memang lain dari pada yang lain. Para golfer mengabaikan semua persoalan menyangkut lumpur Lapindo. "Lagi-lagi justru di situlah letak menantangnya," kata Sarjana Komunikasi Universitas Pembangunan Negeri (UPN) Veteran Surabaya ini.

Karena itulah, mantan Assistant Marketing Communications Manager di sebuah hotel di Jl. Tunjungan Surabaya ini bertekad untuk tetap mempertahankan performa The Taman Dayu Club, tanpa memperdulikan ruwetnya Jalan Raya Porong.

Bahkan, menjadi salah satu lembaga yang tumbuh besar di tengah kesulitan. "Meskipun punya cita-cita tinggi, saya tidak muluk lebih dahulu, yang pasti do my best untuk The Taman Dayu Club," kata mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Komunikasi di Surabaya ini. (imn)

------------------------------

Looking something from a distant point, could seem to be different than come closer or even go inside. It is something Melania Octavianti Asmono or Lennie has gone through to The Taman Dayu Club.

“Before joining, I considered The Taman Dayu Club as a daring place, The Challenging Place. As I join in, it’s more!”, says Lennie to commence the talk.

The Challenging Place, what is completely thought from a single woman, who was born in Surabaya, October 12, 1976, is multi-aspect conditions affected by Lapindo’s mud flow. However, the suffering turns her spirit up to enhance existence of The Taman Dayu Club.

The institution, which is located in Pasuruan, The Taman Dayu Club invetiably has been dealing with the traffic issue at Porong Highway, Sidoarjo for the past three years. Complaints always come up concerning about the issue.

“Still want to play golf after a meeting becomes an uneasy thing because of a traffic jam,” says Lennie. Giving up? Of course, not. The unique of The Taman Dayu Club breaks the dark of Lapindo mud’s impact.

The performance of The Taman Dayu Club golf course is definitely in a class by itself than others. The golfers neglect all issues related to Lapindo’s mud flow. “This is where the challenging aspects laid on”, explains the holder of Communication Science degree of Pembangunan Negeri University (UPN) Veteran, Surabaya.

In this respect, once was formerly Assistant Marketing Communications Manager of one hotel at Jalan Tunjungan, Surabaya, Lennie is determined to preserve the quality of The Taman Dayu Club, without bothering itself with the complexity of Porong Highway

Even, it is being an institution which has been growing in the middle of difficulty.” Though, I have a big dream, I don’t want to show high-sounding acts. Just do my best for The Taman Dayu Club,” says the former of Head of Communication Students Association in Surabaya.