Golf Course Superintendent Rolan Basa Napitupulu
Dalam bermain golf, selain menguasai skill permainan, hal terpenting lain yang harus dimiliki adalah kemampuan mengenal karakter lapangan atau green. Dalam pengenal karakter lapangan, tidak bisa dilepaskan dengan proses mengenal "lapisan" yang menyelimuti green. Apalagi kalau bukan rumput. Dalam Golf Maintenance kali ini, The Birdie akan membahas tuntas tentang rumput atau green di The Taman Dayu Club.
Saat mengunjungi The Taman Dayu Club pertama kali, pasti kita akan terpesona dengan hamparan luas berwarna hijau yang membentang. Bagaikan karpet lembut yang menutupi perbukitan, mengundang siapa saja untuk membelainya. "Rumput memang memiliki karakter seperti itu, memanjakan mata dan menenangkan hati," kata Golf Course Superintendent Rolan Basa Napitupulu. Rolan dan timnya adalah sosok yang bertanggungjawab penuh untuk mengurus green di The Taman Dayu Club. Namun, kata Rolan, dibalik keindahan rumput di The Taman Dayu Club terdapat hal penting yang harus diketahui. Yakni, jenis rumput dan bagaimana memaintenance-nya.
Green The Taman Dayu Club menggunakan jenis rumput Tirfdwafr, Bermuda 419 dan Evergreen. Tifdwarf merupakan jenis rumput yang mulai dikenal pada pertengahan tahun 1965. Secara fisik, rumput jenis ini bisa dikenali dengan kepadatan yang rapat, pertumbuhan rendah dan bertekstur. Karena itulah, Tifdwarf banyak digunakan di lapangan olah raga, termasuk lapangan golf. Dengan alasan yang sama, The Taman Dayu Club menggunakan Tifdwarf di daerah green. “Hal itu memudahkan maintenance kami, mengingat luasanya area yang arus dirawat,” kata Rolan.
Di daerah fairway dan sebagian rough (pinggiran) digunakan rumput jenis Bermuda Grass 419. Rumput jenis ini memiliki warna hijau yang kuat. Bila di tanam di pekarangan rumah, maka warna hijaunya akan kontras dengan warna beton. Rumput ini berasal dari daerah panas Afrika. Karenanya rumput jenis ini tergolong “tanah banting”. Mereka bisa tumbuh di daerah tropis, sub-tropis dan zona transisi. Secara fisik, rumput ini memiliki dua bagian, stolons (atas) dan rhizomes (bawah). Karenanya, rumput ini selalu bisa tumbuh, meskipun sudah dipotong.
Karena berasal dari daerah panas, Bermuda membutuhkan cahaya matahari dengan intensitas tinggi. Uniknya, tidak memerlukan banyak siraman air. “Yang paling saya suka dengan rumput jenis ini adalah daya tahannya dalam penyakit, hanya saja memerluka asupan pupuk yang relatif lebih tinggi,” kata Rolan. Karakter yang agak kasar itu, membuat Bermuda cocok ditempatkan di fairway dan rough. Meskipun, hal itu akan sedikit membuat golfer mengeryitkan dahi, bila bola jatuh di area ini. Laju bola jelas akan tersendat.
Di daerah Tea Box digunakan rumput jenis Evergreen Grass. Rumput jenis ini dikenal sebagai rumput kasar yang banyak ditemukan di Amerika Utara. Rumput jenis ini tidak memerlukan cahaya dalam jumlah banyak. Bila Evergreen Grass tumbuh di daerah naungan pohon besar, maka rumput jenis ini tetap bisa tumbuh normal. Namun, pertumbuhannya yang cepat memerlukan perlakukan yang lebih dalam hal kultur mekanis. Terutama pemupukan. Evergreen Grass juga membutuhkan penyiraman air yang relatif lebih sering.
Jenis terakhir yang digunakan di The Taman Dayu Club adalah rumput jenis Bahia. Lokasinya ada di daerah deep-rough (daerah paling pinggiran). Rumput jenis ini paling “enak” dalam hal perawatannya. Selain perkembangannya rendah dan pelan, rumput asal Meksiko dan Amerika Selatan ini menyukai tanah yang berpasir (sandy) dan teduh. Sayangnya, rumput jenis ini tergolong rentan denganpenyakit. Karenanya perlu penanganan kultur mekanis yang tinggi. Meski tidak membutuhkan pasokan air dalam jumlah banyak.
Secara geografis, kawasan The Taman Dayu Club dapat ditumbuhi berbagai jenis rumput. Namun, dengan kondisi cuaca yang memiliki intensitas matahari yang tidak tinggi, terutama di musim hujan, membuat pertumbuhan rumput jenis tertentu menjadi tidak maksimal. “Apalagi, pada kondisi lapangan yang sudah ditumbuhi pohon-pohon besar, pasti memunculkan problem baru,” kata Rolan. Rumput yang tumbuh di daerah naungan kurang mendapatkan sinar matahari. Hal itu membuat pertumbuhan rumput, khususnya di daerah yang sedikit menerima cahaya, akan terhampat. Pertumbuhan menjadi tidak optimal.
Sebaliknya, rumput banyak menerima sinar matahari pun harus mendapatkan perawatan. Terutam pemotong dalang jangka waktu tertentu. “Di The Taman Dayu Club, pemotongan dilakukan 2-3 minggu sekali,” kata Rolan.